Skip to main content

Pertempuran Untuk Aleppo: Fakta, Interpretasi, dan Sumber Independent

mesjid di old Aleppo
foto: George Ourfalian / AFP / Scanpix / LETA
Polisi Turki Mevlüt Mert Altıntaş, pada 19 desember menembak duta besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, mengatakan bahwa peluru yang ditembakan ke punggung diplomat tersebut merupakan “pembalasan untuk Aleppo”. Kota besar Suriah besar ini sudah empat setengah tahun lebih telah menjadi pusat oposisi pada perang sipil. Rusia masuk ke konflik tersebut pada tahun 2015 dan semenjak saat itu ikut berperan menrekonsiliasi pihak-pihak yang berperang, dan serangan pasukan pemerintah ke Aleppo.

Moskow menegaskan bahwa Rusia membantu pasukan Asad Bashar membebaskan Aleppo dari para teroris, dan pada saat itu juga organisasi HAM, negara-negara barat, dan media massa internasional menuduh angkatan bersenjata Federasi Rusia bersalah dalam pelanggaran melawan penduduk kota. “Medusa” mencoba mempelajari bukti-bukti sumber independen tentang apa yang terjadi di Aleppo, tapi “medusa” tidak memiliki kepentingan terhadap konflik tersebut.

Pertempuran untuk Aleppo: Fakta

Kota terbesar di Suriah, Aleppo (pada tahun 2011 memiliki penduduk lebih dari 2,5 juta jiwa) sesaat setelah perang sipil mulai, kota ini menjadi pusat oposisi pasukan pemerintah dan kelompook bersenjata lainya yang menentang Bashar Asad. Demonstrasi anti-pemerintahan di Aleppo dimulai pada tahun 2011, pada saat yang sama berlangsung unjuk rasa besar untuk mendukung Asad. Musim panas 2012 para pemberontak mengambil alih kota tersebut, pasukan pemerintah menjawabnya dengan memulai memborbardir dan menembaki Aleppo, termasuk di wilayah penduduk.

Selama 3 tahun pertempuran menghasilkan berbagi keberhasilan. Rayon lain kota Aleppo dalam waktu yang berbeda dikontrol oleh pasukan oposisi, islamis radikal, pasukan bersenjata Kurdistan, yang berhubungan dengan Al-Qaeda dan ISIS. Pada tahun 2015, setelah operasi Rusia di Suriah dimulai, dengan pasukan pemerintah, yang menyerang Aleppo, berhasil mengepung para pemberontak di rayon-rayon timur kota. Pada tahun 2016 rayon-rayon tersebut tertutup blokade.

Selama empat setangah tahun, banyak sekali pertempuran berlangsung untuk Aleppo, kota tersebut benar-benar hancur (khususnya daerah old Aleppo, warisan dunia UNESCO), banyak penduduk melarikan diri dan pada desember ini warga sipil Alepppo timur berjumlah sekitar 300 ribu orang. Pada saat blokade didirikan penduduk berminggu-minggu dan berbulan-bulan tidak mampu mendapatkan makanan dan barang-barang penting lainnya untuk kehidupan. Pada akhir bulan desember 2016, setelah serangan terakhir, pasukan Suriah mengumumkan tentang perjuangan mereka bahwa hampir seluruh Aleppo telah dikendalikan, dari rayon-rayon sebelah timur, evakuasi penduduk dimulai.


Interpretasi

Pemerintah Suriah, bersama dengan mereka para pejabat Rusia menamai peristiwa desember ini dengan “pembebasan Aleppo”. Sesuai dengan posisi resmi Suriah dan Rusia, di rayon-rayon bagian timur kota para pemberontak dan teroris berkeliaran, dan semua aksi militer merupakan cara agar mereka dikeluarkan dari Aleppo. Kepala kementerian pertahanan Federasi Rusia Sergei Shoigu mengatakan perlawanan pasukan oposisi tidak berhasil, berdasarkan pengumumannya, aksi militer Rusia mampu melakukan apa yang Amerika Serikat tidak bisa, yaitu untuk memisahkan warga sipil dengan pemberontak. Pertama, berdasarkan kementrian tersebut, mengevakusasi orang-orang di provinsi yang dikendalikan para pemberontak, kedua menghancurkan bagian besar wilayah tersebut.

Dari sudut pandang negara-negara barat dan mayoritas media barat, terutama media amerika, pertempuran untuk Aleppo berakhir bukan untuk membebaskan namun mematikan kota itu. Berdasarkan pemberitaan mereka, pasukan Assad dengan bantuan Rusia, Iran, Hizbullah, dan organisasi dengan sengaja memusnahkan para oposisi, bom dan serangan udara sengaja digunakan untuk menyerang sekolah dan rumah sakit, pasukan Suriah yang berperang di timur Aleppo, memulai menembaki para warga sipil. Terlihat bahwa dalam banyak publikasi (contohnya dalam page ini) penulis benar-benar tidak mencoba memilah kelompok-kelompok oposisi pasukan beresenjata, hampir tidak dibacarakan tentang pelanggaran-pelanggaran, yang benar-benar dilakukan oleh pasukan oposisi radikal.

Perwakilan PBB mengatakan bahwa pelanggaran perang di Aleppo dilakukan oleh semua pihak yang bertikai, pada yang sama di organsasi ini mereka menghindari dari tuduhan kesengajaan pemboman warga sipil. Proses evakuasi dicegah bukan hanya oleh pasukan pemerintah, tapi juga para pemberontak. Lebih dari itu, bukti-bukti ada yang menujukkan bahwa para pemberontak menembaki para warga, yang keluar dari kota melalui jalur bantuan kemanusiaan, yang dibuka oleh pasukan Suriah pada musim gugur 2016 kemaren. Akan tetapi semua itu tidak mengubah apapun, bahwa evakuasi warga, yang menentang Asad, dari Aleppo, bahkan jika evakuasi tersebut berhasil tanpa korban, akan diartikan pembersihan kota dari masyrakat sunni.

Adakah sumber informas independen tentang apa yang terjadi di Aleppo

Mereka sangat sedikit. Di konflik suriah terlalu banyak partisipan, dan mustahil menemukan pihak yang tidak memiliki kepentingan. Demikian juga organisasi pelindung HAM, dalam pesannyya lebih sering berpihak pada media massa barat, yang meneliti HAM di Suriah, tidak berada di Suriah (berkantor pusat di Inggris), dan mereka sering bersimpati terhadap pasukan oposisi, seperti contoh pada tahun 2013 organisasi ini mengatakan tentang” kematian martir 62 pemberontak dalam penyergapan”.

Organisasi sukarelawan “white helmets”, yang melaporkan tentang banyaknya pelangaran pasukan Suriah dan sekutunya, memiliki hubungan dengan organisasi Amerika dan Eropa, yang AS dan EU lebih aktif berparitsipasi di konflik Suriah.

Dalam situasi seperti ini Bashar Asad menyebutkan bahwa “white helmets” merupakan bagian propaganda pasukan oposisi, organisasi ini juga dituduh dalam pemalsuan fakta-fakta jurnalis kanada Eva Bartlett.

Barlett menjadi terkenal karena dirinya menuduh media massa barat tentnag kebiasan dan ketidakobjetivitasan informasi selama peliputan peristiwa-peristiwa di Suriah. Secara khusus dirinya mengecam para jurnalis, yang tidak berada di Suriah, mendasari pemberitaan-pemberitaan dalam keterangan-keterangan para pelindung HAM, yang juga tidak pernah berada di sana. Pada saat yang bersamaan, Barlett sendiri ada di siaran “Russian Today”, mengakui bahwa dirinya di Aleppo berdasarkan undangan pemerintah Suriah – ada kemungkinan bahwa dia hanya melihat apa yang mereka ingin tunjukkan pada dirinya.

Bana Al Abed
 Thaer Mohammed / AFP / Scanpix / LETA
Keterangan saksi mata dari Aleppo juga sulit diverifikasi, mereka sering bertentang satu sama lain, namun dalam kepalsuan dan pengaturan alur propaganda dituduh sebagai perwakilan rezim yang berkuasa, begitu juga terhadap pasukan oposisi. Dari sisi lain, beberapa cerita, yang dengan banyak terlihat dibuat-buat, terkadang dikonfirmasi dalam penyelidikan-penyelidikan eksternal. Proyek Bellingcat, yang mempelajari cerita Bana Al Abed, gadis cilik berusia tujuh tahun melaporkan keadaan dari Suriah melalui twitter. Ada kesimpulan bahwa Bana benar-benar exist, dan twitternya dikelolah oleh ibunya yang merupakan guru bahasa inggris.


Comments

Popular posts from this blog

Preposisi “в” dan “на” untuk Menunjukkan Tempat

Pada kesempatan ini saya mau sedikit share tentang penggunaan kata depan atau preposisi untuk menunjukkan tempat. Ada banyak preposisi dalam bahasa Rusia, namun pada artikel ini akan difokuskan untuk membahas “в” dan “на” untuk menjawab pertanyaan “ где ?” (dimana). Dalam bahasa Indonesia sendiri “в” dan “на” bisa diartikan dengan “di” atau “pada saat”, dsb. Namun ada beberapa situasi dasar, bagaimana menggunakan preposisi “в” dan “на”.

Galeri Foto Presentasi Pesawat Tempur MiG-35

MiG - 35      Foto: Marina Lystseva / TASS Di Lukhovitsy, kota pinggiran Moskow berlangung pertunjukan internasional pesawat temput terbaru berkemampuan multi fungsi MiG-35, yang uji terbangnya dimulai pada bulan januari. Pesawat ini akan melengkapi kekuatan armada udara Rusia.

Top 5 Russian Films tentang PD II

1. “The Cranes Are Flying” (1957) karya Mikhail Kalatozov Film yang mempunyai judul asli Летят журавли (baca: Letyat zhuravli) ini diproduksi pada tahun 1975. Film tersebut dipilih oleh kritikus film Rusia sebagai film terbaik pada peringatan 50 tahun pertama industri film Rusia. Film ini mengalahkan film-film klasik bertema PD II lainnya seperti "Ballad of a Soldier" (1959) karya Grigorii Chukhrai, "Fate of a Man" (1959)-nya Fedor Bondarchuk, dan "Ivan’s Childhood" (1962) karya Andrei Tarkovsky. Plot Veronica dan Boris berjalan di jalan-jalan Moskow, mereka saling mencintai satu sama lain. Veronica tertawa, karena mereka bahagia bersama pagi ini. Mereka melihat beberapa burung bangau terbang di langit. Ketika tiba di rumah Veronica ,mereka berbicara tentang sebuah pertemuan di tepi sungai. Dan PD II meletus di Moskow. Boris bekerja di pabrik dan ia tidak punya waktu untuk berbicara dengan Veronica, dan situasi sulitpun memaksa dirinya harus