Ria Novosti / Ramil Sitdikov |
Mesin bis ini berkerja dengan system elektrik dengan kecepatan rata-rata mencapai 30 kilometer per jam, tapi secara teori kecepatan dapat mencapai 100 kilometer per jam. Baterai yang tertanam dapat diisi selama 4 jam dan mampu melaju sejauh 130 kilometer.
Pengerjaan smartbus komersil pertama sudah direncanakan pada tahun 2018 di area teknologi Skolkovo. Untuk penggunaan secara resmi di kota-kota, dibutuhkan tidak hanya penyelesaian percobaan, tapi juga melakukan perubahan undang-undang, karena di Rusia saat ini tidak ada undang -undang yang mengatur penggunaan transport autopilot.
“Matroshka” terdiri dari elemen-elemen modul, yang dengan mudah diganti dalam keadaan rusak. Pergantian tersebut hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit berdasarkan penjelasan produsen.
BACA JUGA:
Hampir 80% Warga Rusia Menyebut Tiongkok sebagai Partner dan Teman
Mau Jadi Warga Negara Federasi Rusia? Ini Syaratnya
Rekor Dunia Pecah oleh Orang Rusia
Seturut dengan penjelasan para produsen, absennya beberapa komponen di smartbus ini, seperti kaca depan, kesimetrisan dan garis horizon lampu parker membuat tampilan luar sarana transportasi ini tampak serupa dengan matroshka (boneka khas Rusia). Dari situlah ide penamaan bus ini muncul.
Sarana transportasi ini akan di orientasikan dengan bantuan navigasi yang ditanamkan pada bagian sensor. Sensor inilah yang memungkinkan mobil mendapatkan peringatan terhadap halangan pada jarak satu-dua meter.
Pada saat ini percobaan model M2B8 berlangsung, dimana model ini berkapasitas dari 8 sampai 12 orang dan pada kenyataannya merupakan kendaraan yang lebih ceoat daripada bus konvensional. Para perancang sedang menyusun model selanjutnya yang mampu membawa sampai 20 orang,
Berdasarkan hal tersebut produsen, yaitu perusahaan Volgabus dan Bakulin Motors Group – tidak membatasi rencana pembuatan hanya pada transportasi umum. Proyekt “"MatrЁshka" juga termasuk dalam platform terbuka M2, yang dirancang untuk pengangkutan barang dan sarana untuk pengangkutan barang khusus M2C6.
Link Ria Novosti
Comments
Post a Comment